Guru kita
Sunday, March 6, 2011
Kuaci Sakti Mak Uwok
Saturday, November 27, 2010
Kepergok bu Salmah
|
Saturday, October 16, 2010
70 Ribu Malaikat
Tidak harus terburu-buru waktu masih menunjukan pukul 08:46 sesuai yang tertera di puncak gedung di sisi kanan jalan tol lingkar luar arah Cikunir ketika aku memasuki gerbang tol Lenteng Agung.
Nggak sulit mencapai rumah pak Ugi, begitu keluar pintu tol Bintara lansung belok kiri, perempatan pertama belok kiri lagi masuk ke jalan Bintara Raya, perumahan Griya Bintara Indah di sebelah kiri bercokol persis sebelum Giant. Tetapi Giant harus aku lewati karena tujuan pertamaku rumah Rory, aku sampai pukul 09:31 Hendra sudah bertengger, Aji datang kemudian.
Aku duduk suguhanpun keluar berupa arem-arem dan martabak telor, wuih enak banget!. Tukang bakso dorong ketiban rejeki hanya saja rasanya kurang lekker.
Jam 11 sudah Hariyanto dan Iriani masih berputar-putar kesasar, akhirnya 11:37 semua termasuk Indrasari tiba di rumah pak Ugi, 37 menit meleset dari rencana. Rumah yang dihuni beliau bersama istri sejak 2005 walaupun mungil terkesan indah dan terpelihara.
Ahmad Himawan Di ruang makan rumah Pak uggy, bisa juga tuh main catur, kalau pos satpam penuh ha ha ha |
Sesekali pak Ugi batuk sambil menutup mulut dengan handuk putih kecil atau sapu tangan biru muda, “Setelah diperiksa paru-paru dan saluran pernafasan saya nggak apa-apa, dokter bilang karena terlalu sering transfusi (darah), orang-orang biasanya setahun sekali, saya (sejak 2009) sudah 7 kali tranfusi yang menyebabkan dinding jantung saya menebal 5 senti(meter), (klep) jantung saya juga sudah bocor. Sekarang saya harus menjaga (asupan) makanan supaya organ-organ lain nggak ikut rusak”. Kami turut prihatin mendengar beliau bercerita.
Kunjungan Kamis 13 Oktober, Emak Gepeng dan Oma Ira Era Maria Retno Smoga Bp Ugi dibri kesembuhan,,Bp Guru yg rajin membina team basket & volley smndel,,sy jd ingat wkt bliau baru menikah & mbawa Ibu Ugi ke sma kita,,btapa indahnya kenangan,,wkt sdh brlalu 30 th ya,Tuhan Memberkati Bp/Ibu juga Bp/Ibu Guru kita semua |
Guru yang dicintai muridnya ini ternyata disayangi juga oleh sejawatnya terbukti beliau bersama ibu Salmah Bahweres dipilih secara aklamasi untuk menunaikan ibadah haji saat arisan haji guru Smandel pertama kali digelar di tahun 2003.
|
“Wajah kalian semuanya berubah kecuali kamu”, mata pak Ugi mengarah kepadaku. Maksud beliau memiliki 2 arti. Pertama bisa diartikan sampai sekarang wajahku masih imut-imut atau yang kedua....... memang dari dulu wajahku sudah amit-amit, kayaknya yang pertama deh! Ya kan?.
Ade Nirmala, Very touchy story....! :)
Akmal N Basral, Pagi-pagi lagi nyusuri sungai Barito, dan keriuhan pasar terapung, sambil baca cerita om Chormen, asik sekali. Semoga makin banyak malaikat yang nemenin Om Chormen.
Tuesday, February 3, 2009
SAR
Seperti biasa bu Mariana masuk ke dalam kelas dengan bawaan yang cukup banyak dipelukan, padahal selama jam pelajaran nggak pernah sang bawaan dipergunakan, yang ada mulutnya yang tidak pernah diam untuk memberikan ketegangan.
Kali ini setelah masuk ke dalam kelas, belum lagi meletakan harta bendanya di atas meja, bu Mariana langsung menyentak.
“Chormen!”.
“Ya, bu”.
“Keluar”.
Akupun keluar dengan penuh pertanyaan di kepala, ada apa gerangan. Setelah pelajaran usai aku tanyakan kepada Aria teman sebangkuku, apa sih salahku.
“Nggak tau, bu Mariana gak bilang. Tapi enakan elo di luar, kita disini dimarahin melulu selama jam pelajaran. Bu Mariana perhatian kali sama elo”.
Lain lagi di kelas 3 IPA 4, bu Mariana selain mengajar bahasa Inggris juga menjadi wali kelasku. Kali ini setelah meletakan sang harta benda ibu guru menulis SAR di papan tulis, setelah itu.
“Chormen, tulis kepanjangannya”, sambil membentak.
Akupun menulis kepanjangan SAR di papan setelah itu kembali ke bangku.
“Eh............ siapa yang meyuruh kamu duduk”
Layaknya murid, eh wali murid yang taat kembalilah aku ke papan tulis sementara ibu Mariana sibuk memeriksa tugas dari bangku ke bangku, 5 menit berlalu ......., masih beliau sibuk memeriksa tugas sembari ngomel tak karuan. 10 menit berlalu.........
Usai memeriksa bu Mariana menghampiriku dan berkata, “Nah, sekarang baru kamu keluar”.
Di luar aku bertanya dalam hati bu Mariana barusan marah apa ngajakin bercanda ya?. Tak sengaja aku bertemu guru piket yang menanyakan keberadaanku di luar kelas. Aku jawab “Diusir bu Mariana pak”
Si guru piketpun tersenyum-senyum sendiri.
Sunday, December 14, 2008
Glep judulnya
Kelasku 2 IPA 8 kumpulan anak urakan, tapi kalau kompaknya jangan ditanya deh. Hampir setiap malam mingguan berombongan naik gunung walaupun itu kegiatan terlarang, bahkan pernah ngerayain ulang tahun teman satu kelas naik gunung (pertama di smandel, paling nggak itu kata Danar).
Di kelas ada stereo sound system bawaan teman (rasanya pertama juga di smandel), kali ini setelah memberi tugas pak Sunyoto mengijinkan untuk mendengarkan musik, lantas beliau meninggalkan ruangan.
Satu satu pada keluar nyari jajanan, lama lama tergoda juga iman. Aku beli gorengan tahu isi di kantin. Celakanya pas pak Sanyoto lewat di depan muka pas itu gorengan glep masuk ke dalam mulut.
Hasilnya di buku nilai di belakang namaku ditambah tulisan Makan, lengkapnya Chormen Makan, seolah Makan menjadi margaku.
Untungnya aku hanya mengangap ringan, pak Sunyoto baik pasti bukan guru pendendam. Aku jadi senang menggambar. Gambar proyeksi dan persektifku masuk hitungan, pak Amri yang juga guru gambar pasti membenarkan.
Kebetulan aku lewat kantor saat pak Sunyoto selesai memeriksa ujian menggambar, pak Amri menyapanya.
“Yang paling bagus Chormen ya?”
“Iya” jawab pak Sunyoto.
“Eh itu orangnya lewat”
Sumpah seneng banget dengernya, pingin buka baju deh, soalnya serasa jadi sempit.
Gara gara glep aku punya nilai menggambar 9 (sembilan) di atas ijazah SMA terbaik di Indonesia
(Pesan moral : waktu pelajaran jangan jajan gorengan tapi yang lain, biar nggak glep gitu loh!!)
Andai kau tahu ...
Oh iya kebiasaan lain di kelasku 3 IPA 4, kalau pertanyaan tidak bisa dijawab oleh teman-temanku akhirnya selalu dimuntahkan kepadaku. Untungnya sejauh ini bisa kuatasi.
Kali ini pertanyaannya sangat sukar, aku panik sekali, tanya kanan-kiri, depan-belakang, takut terkena muntahan pertanyaan, untungnya Eko yang Ketua OSIS tahu jawabannya, ditulisnya di secarik kertas untuk kupelajari.
Teman sebelahku berbisik bahwa bu Diah menatapku, artinya sudah saatnya pertanyaan itu jadi milikku. Beliau menunggu tatapanku sementara aku selalu menghindarinya, serasa pertempuran udara tengah berlangsung, bak dog-fight layaknya, bu Diah pemburu sedang aku mangsanya. Mataku menjelajah kemana mana lihat papan tulis, catatan, pura pura membetulkan bolpen, dll, sementara si pemburu berpegalaman berjalan di koridor kelas menanti dengan sabar, sampai akhirnya mataku tak sengaja menatapnya, aha, kena kau, mungkin begitu pikirnya.
“Iya ........ kamu” tatapannya yang tajam seolah mengancamku untuk segera menjawab.
Ceritanya bisa ditebak, aku bisa menjawab pertanyaannya, giliran bu Diah bingung sediri.
“Jadi heran, yang memperhatikan nggak mengerti, justru yang saat dijelaskan ngobrol sana sini mana matanya jelatan kesana kemari malah bisa” katanya.
Bu Diah, andai kau tahu .............................
Guruku, sahabatku
Aku cerita kepada sahabatku pak Didin yang juga guru biologi, katanya nggak apa apa punya pacar anak SMP yang penting aku harus bisa membimbing, so........ go get her lanjutnya memberi semangat.
Added 20 March · ·
|
Setiap pukul 5 sore pasti telpon rumahku berdering, nggak ada yang mau mengangkat, percuma mereka pikir pasti telpon dari Bunga untukku.Kalau ada yang mengangkat nggak lama kemudian pasti ada teriakan, "Meennn ..........! Bunga".
Hubungan kami serasa semakin dekat apalagi setelah Bunga bercerita bahwa dia hamil dan ingin tetap mempertahankan bayinya.
"Eh ... !!!! Nggak begitu caranya .....!!!! Menuduhku yang nggak-nggak ... ! Mana bisa perempuan hamil gara-gara telpon-telponan, nggak pernah belajar Biologi ya?"
Suatu sore datang pacarnya yang juga calon ayah si bayi ke rumahku, ternyata teman mainku saat kecil, ia meminta aku tidak berhubungan lagi dengan Bunga walaupun sekedar melalui telpon. Seminggu kemudian Bunga tidak pernah menghubungiku lagi.
Aku kehilangan sahabatku yang belum pernah kulihat, Bunga, tapi tidak dengan sahabatku pak Didin. Senang sekali punya guru yang juga sahabat, sayangnya adik kelasku banyak yang tidak mengenal beliau karena tak lama setelah aku lulus, guru ini wafat di usia muda.
Petuah beliau yang diucapkan di muka kelas dan kepadaku secara pribadi selalu kuingat, agar kita menjadi superitas sejati yang artinya kita berbuat biasa saja tetapi orang lain melihatnya luar biasa, bukan superitas semu yaitu kita merasa luar biasa, padahal orang lain melihatnya tak ada apa apanya.
Kalau kamu penasaran ingin tahu tampang aku waktu SMA yang kayak Franco Nero, si pemeran cowboy Django, seperti kata Bunga lihat aja poster di atas.
Kalau diperhatiin sih nggak mirip-mirip banget ................, masih gantengan aku dikit!
----------
Makasih tulisannya ya Men, jadi tau mengenai pak Didin dan pesannya ttg superitas sejati... (Chalis)
Itu cita2nya Chormen. Tks sharing foto 3ipa4 nya. (AN)
Iya Wo..gw udah coba konsentrasi semaleman supaya berubah tapi yang muncul Ferangko ......peace man....( Wakwak Jfree)
Klo telpon2nan bisa bikin hamil brarti yang cowo lebih mungkin lagi untuh hamil.
Ħέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:p. (Ekasakti)
punya secret admirer... anak kelas 6 SD!
well, nggak begitu secret sebenarnya, karena anak ini (meski badannya bongsor, tapi temen main adik gue) malah sempat bbrp kali kirim
sayang gue nggak kenal pak didin buat curhat, men. (~a~)