Sunday, March 6, 2011

Kuaci Sakti Mak Uwok

Saat kami kelas 2 pernah satu angkatan diundang oleh bapak Presiden, hebat kan diundang Presiden bersama siswa SMA lain. Supaya terlihat kompak kami semua memakai seragam putih-putih.

Event Organizer-nya KNPI pada saat itu lagi ngetop-ngetopnya, mereka menjemput kami dengan mengunakan bis kota Mayasari Bakti tanpa AC dan tanpa bayar untuk berkumpul di stadion utama Senayan dalam rangka memperingati Supersemar, 11 Maret 1980.
JADUL by Mkp To

Di masa itu terlihat bapak Suharto berkuasa banget, hampir semua anak SMA Negeri nggak boleh belajar untuk mendengarkan pidato beliau. Mendengarkan pidato? Ya nggak lah! Kami semua ngobrol dan bercanda sambil bermain kapal terbang dari kertas dilipat, berlomba adu jauh, kalau ada yang mencapai lapangan hijau riuh rendah suara kami semua seolah memberi semangat kepada si pesawat kertas tanpa awak untuk terbang lebih jauh dan jauh lagi.

Acara lainnya cuci mata, melihat cewek cantik dari SMA lain, seperti kata pepatah rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri, nggak deng, cewek Smandel lebih keren kok.. Nah, lagi enak-enaknya berjalan di koridor antar bangku sambil plirak-plirik terdengar suara wanita memanggil, “Chormen ....., sini!”. Mantap! Ada cewek memanggil.

Tentu saja aku mencari suara mesra itu yang ternyata keluar dari mulut ibu Anifah, guru Matematika yang sering dipanggil Mak Uwok, tangannya memberi aba-aba supaya aku mendekat.
“Men, kamu mau kuaci nggak?”, kata beliau sambil menyodorkan sekotak kuaci yang sudah dibuka.
“Mau dong bu”, seraya mengambil dan menuangkan beberapa kuaci ke tangan kiriku, jumlahnya antara 5 dan 10, kalau dalam bahasa matematika notasinya, “ 5 < x < 10 ; x = bilangan bulat = kuaci ".

Selagi mulutku monyong untuk mengigit kuaci, bu Anifah mengeluarkan isi hatinya, “Men, rambut kamu udah gondrong tuh! Dipotong dong!”.
“Nggak punya do it bu”.
“Ya udah aku kasih”, beliaupun membuka tasnya untuk mengeluarkan rupiah, akupun pergi meninggalkan beliau, “Eh, kok dikasih uang malah pergi”.
Ya iyalah bu, kalau itu duit diambil mau nggak mau aku harus potong rambut. Sori aja deh!.

Disitu hebatnya bu Anifah, bukan rahasia lagi bahwa dibalik wajah angker beliau tersembunyi kebaikan hati yang tulus. Kalau ada murid yang tidak memiliki uang untuk membeli seragam, sepatu atau buku, beliau tidak segan untuk membuka koceknya.

Entah karena kuaci yang aku makan sudah dijampi-jampi oleh bu Anifah, aku jadi menurut aja mengikuti permintaan beliau untuk memotong rambut, memang sih jadi kelihatan lebih rapih.
Ketika berpapasan dekat kantor guru beliau bilang, “Nah, begitu dong .....! Sekarang kamu tambah ganteng dan tambah keren!”, sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
Jadi nggak enak!.

Terungkap satu rahasia lagi nih! Ternyata Mak Uwok punya selera tinggi juga ya!.

Saturday, November 27, 2010

Kepergok bu Salmah

Kayak kurang kerjaan aja!
Kalimat itu mungkin pantas diberikan untuk angkatan yang satu ini, bayangkan aja sudah ada acara rutin pengajian, buka puasa, halal bi halal, bakti sosial, pelesiran, kuliner, dana sosial, dana bergulir, sepeda bareng, eh ada lagi acara baru silahturahmi kepada guru. Bagus sih, kita bersilahturahmi nggak harus saat sang guru sakit.

Kali ini berkunjung ke rumah ibu Salmah Bahweres, guru bahasa Inggeris yang kebaikan dan kesabarannya sudah tersohor. Ibu Salmah di usia 70 tahun tetap sehat dan panca indra beliau masih berfungsi dengan sempurna, alhamdulliah!.





    • Rudita Yuwana Amin YRA
      28 November at 23:47 

    • Hariyanto Putra trims... pak H.Rori... absen dulu nih....berhub.keshtn kurang mendukung.next..jint kembali... , semoga bu Salmah diberikan kesehatan dan kebahagiaan selalu ..ya ????salam bwt yg lain..... 28 November at 23:49 

    • Hernowo Djati Senang liat bu Salmah masih sehat dan tampak bahagia. Salah satu guru yang baik banget ke gue, ngasih nilainya obyektif

    • Eni Kusuma W 


      Bu Salmah masih sehat ya ? Alhamdulillah! Seorang guru yg mberi inspirasi akan arti sebuah kesabaran. Buktinya ktk beliau hrs mengjar d klasku,II IPA8,yg penuh dgn murid2 yg srba luar biasa (maksudny bandelnya ) tp sllu sj wajahny hdir 
      29 November at 06:01 ·

    • Hernowo Djati Kalo bahasa jerman, aku kok ingetnya bu Frida ya, bukan pak Syahroni. Kenapa yaa..?, 29 November at 11:03 

    • Diah Krisdianti Sexyyy ya Her....
      29 November at 11:10 

    • Prabowo T Irianto Suka cubit Hernowo soalnye...makanya inget mulu dia..., 29 November at 11:12  

    • Dadit Priyadi guru plg sexy saat itu,belahannya ala mak....
      29 November at 14:07 

    • Diah Krisdianti Jalan tol or gang becek Dit.
      29 November at 14:19 

    • Eni Kusuma W Pantes cuma sebentar ngajar kita, Dadit sih ngeliatin belahannya terus. Sekel ya, Dit ? haaa.. 29 November at 15:55 

    • Mohamad Rory Faizal Gumay Astaghfirullahal adzim
      29 November at 17:10 

    • Hernowo Djati ck ck ck ck... Dadiiittt....
      29 November at 22:46


    • Toto Astuti iya Her...... Mas Dadit.....qiqiqiqiq,
      29 November at 22:55


Sayangnya aku nggak bisa bertemu dengan bu Salmah karena selepas mengantar anakku kuliah aku ada acara sarapan bersama seorang blogger yang juga guru besar di bidang transfer panas yang memberi masukkan untuk penyempurnaan heat exchanger garapanku. Tapi yang diperbincangkan tidak hanya itu, tukang pijat juga jadi bahan pembicaraan, “Men, elo tulis deh di blog elo bahwa kalau pijat itu pusatnya di punggung, entar gue forward ke temen-temen gue”, seolah ada kode etik tak tertulis bahwa sesama blogger dilarang saling mendahului.

Lokasi sarapan di Kemiri, Pejaten Village, nggak disangka tempat ini juga menjadi arena reuni kelasnya Bil, Heru dan Dora Smandel 86. Dunia memang sempit! Bisa dibilang begitu tetapi dunia tidak hanya sebatas celana kolor.

Berhubung aku nggak ke rumah bu Salmah aku nggak bisa bicara banyak tentang beliau, sebagai penganti obat kangen aku tulisankan cerita M Fajar Sy, jago matematikanya Smandel berikut ini. Baca ya! Baca donk!.



Bagiku tempat yang paling nikmat untuk berleye-leye adalah ruang PMR yang menyediakan tempat tidur lipat, kalau sudah berbaring di atasnya serasa Smandel hanya aku yang punya.

Mataku tinggal 5 watt ketika tiba-tiba pintu ruang PMR terbuka, wajah yang tak asing muncul di samping daun pintu, bu Salmah. Alamak! Lagi tiduran kepergok guru.
“Kamu sakit ya?”, bu Salmah membuka pembicaraan. Aku hanya mengangguk.

Jangan terburu-buru menuduhku berbohong! Aku barusan memakai bahasa isyarat salah satu suku di Afrika yang mengangguk artinya tidak, sedangkan menggeleng mengiyakan. Bu Salmah kan nggak bertanya bahwa aku tadi memakai bahasa isyarat internasional apa nggak.

Di luar dugaan bu Salmah tidak menaruh curiga bahkan canderung perhatian, beliau meminta kawan PMR yang kebetulan ada di ruangan itu untuk membuatkan aku teh manis hangat agar aku mendapatkan asupan energi. Lumayan sudah tidur-tiduran dapat teh manis hangat pula!.

Setelah mendengar kalimat bu Salmah, aku dan kawan PMR saling baku pandang, bedanya aku memandang kawan PMR sambil cengar-cengir sementara kawan PMR memandangku sambil melotot.

Saturday, October 16, 2010

70 Ribu Malaikat

Di bulan puasa yang baru berlalu aku menjenguk kawan yang menerita leukimia bersama Ari sahabat bersekolah di eSeMPe, Ari berucap, “Kalau menjenguk orang sakit gue semangat deh, soalnya ditemani 70 ribu malaikat”. Andai yang dikatakannya benar sekarang aku ditemani pula oleh 70 ribu malaikat dalam perjalanan menuju rumah bapak Ugi Suprapto guru olah raga Smandel selepas mengantar putriku kuliah.

Tidak harus terburu-buru waktu masih menunjukan pukul 08:46 sesuai yang tertera di puncak gedung di sisi kanan jalan tol lingkar luar arah Cikunir ketika aku memasuki gerbang tol Lenteng Agung.

Nggak sulit mencapai rumah pak Ugi, begitu keluar pintu tol Bintara lansung belok kiri, perempatan pertama belok kiri lagi masuk ke jalan Bintara Raya, perumahan Griya Bintara Indah di sebelah kiri bercokol persis sebelum Giant. Tetapi Giant harus aku lewati karena tujuan pertamaku rumah Rory, aku sampai pukul 09:31 Hendra sudah bertengger, Aji datang kemudian.

Aku duduk suguhanpun keluar berupa arem-arem dan martabak telor, wuih enak banget!. Tukang bakso dorong ketiban rejeki hanya saja rasanya kurang lekker.

Jam 11 sudah Hariyanto dan Iriani masih berputar-putar kesasar, akhirnya 11:37 semua termasuk Indrasari tiba di rumah pak Ugi, 37 menit meleset dari rencana. Rumah yang dihuni beliau bersama istri sejak 2005 walaupun mungil terkesan indah dan terpelihara.
Ahmad Himawan Di ruang makan rumah Pak uggy, bisa juga tuh main catur, kalau pos satpam penuh ha ha ha
Postur tubuh guru olah raga masih dimiliki beliau, “Kalau ngeliat badan saya kelihatannya sehat tapi saya harus cuci darah seminggu 2 kali, setiap Senin dan Kamis”, beliau bertutur. Pak Ugi menduga ramuan China yang dibeli saat pelesiran di Beijing penyebabnya, “Saya mengkonsumsinya 3 bulan, ramuan China kan keras ginjal saya nggak kuat”.

Sesekali pak Ugi batuk sambil menutup mulut dengan handuk putih kecil atau sapu tangan biru muda, “Setelah diperiksa paru-paru dan saluran pernafasan saya nggak apa-apa, dokter bilang karena terlalu sering transfusi (darah), orang-orang biasanya setahun sekali, saya (sejak 2009) sudah 7 kali tranfusi yang menyebabkan dinding jantung saya menebal 5 senti(meter), (klep) jantung saya juga sudah bocor. Sekarang saya harus menjaga (asupan) makanan supaya organ-organ lain nggak ikut rusak”. Kami turut prihatin mendengar beliau bercerita.

Kunjungan Kamis 13 Oktober, Emak Gepeng dan Oma Ira
Era Maria Retno Smoga Bp Ugi dibri kesembuhan,,Bp Guru yg rajin membina team basket & volley smndel,,sy jd ingat wkt bliau baru menikah & mbawa Ibu Ugi ke sma kita,,btapa indahnya kenangan,,wkt sdh brlalu 30 th ya,Tuhan Memberkati Bp/Ibu juga Bp/Ibu Guru kita semua
Ketika kami mengundang beliau untuk menonton pertandingan basket antara alumni Smandel melawan alumni SMAN 4 dalam waktu dekat, mata beliau terlihat berbinar seolah merasakan kembali berada di tengah-tengah anak didiknya, “Kalau nonton aja sih bisa .. ha ha ha ...., kapan? Nanti kasih tahu aja!”

Guru yang dicintai muridnya ini ternyata disayangi juga oleh sejawatnya terbukti beliau bersama ibu Salmah Bahweres dipilih secara aklamasi untuk menunaikan ibadah haji saat arisan haji guru Smandel pertama kali digelar di tahun 2003.


  • Rosana Harahap likes this.

    • Ahmad Himawan Haryanto, Irianie, Indrasari, Mahendra,Lusiaji, Chormen, Ira, Tri terima kasih telah mewakili silaturahmi smandel 81 dengan Pak Uggy yang 30 th terputus, GBU all.

    • Ady Rosdarmawan Thanks semuanya, sorry ada yg sakit jadi Gw hrs jaga d RS.

    • Hariyanto Putra kasihan wan seminggu 2 x cci darah...tapi semangat nya ttp hebat.... tidak pikun ..... daya ingat nya luar biasa ..

    • Rosana Harahap pak Uggy sekarang usianya berapa Har?


    • Ahmad Himawan ‎@ Ros, pokoknya di atas kita ( ...pasti sebel, ...garing pasti komennya )

    • Hariyanto Putra kalau ga salah 78 ..nan...dia sendiri jawab nya sambil b canda....ros...., gembira bgt..dia dikujungi.., istrinya lagi di pengajian tadi.......tinggal mencari jejak guru yg lain ros....tolong di info ya.?.. , kpn ..kita dtg/jumpa lagi...?............
Sebelum pamit kami berdoa bersama yang dipimpin oleh ustad Rory agar ujian kesehatan yang dialami oleh pak Ugi dapat meningkatkan keimanan beliau kepada Allah dan mendokan semoga Allah memberikan kesembuhan untuk bapak Ugi tercinta, amin.

“Wajah kalian semuanya berubah kecuali kamu”, mata pak Ugi mengarah kepadaku. Maksud beliau memiliki 2 arti. Pertama bisa diartikan sampai sekarang wajahku masih imut-imut atau yang kedua....... memang dari dulu wajahku sudah amit-amit, kayaknya yang pertama deh! Ya kan?.


Ade Nirmala, Very touchy story....! :)
Akmal N Basral, Pagi-pagi lagi nyusuri sungai Barito, dan keriuhan pasar terapung, sambil baca cerita om Chormen, asik sekali. Semoga makin banyak malaikat yang nemenin Om Chormen.

Tuesday, February 3, 2009

SAR

Sewaktu aku di kelas 1 satu yang paling menegangkan tentunya pelajaran bahasa Inggris, selalu sport jantung, vocabulary dalam student book harus dihafal. Walaupun hafal bukan berarti bisa menjadi anak kesayangan.

Seperti biasa bu Mariana masuk ke dalam kelas dengan bawaan yang cukup banyak dipelukan, padahal selama jam pelajaran nggak pernah sang bawaan dipergunakan, yang ada mulutnya yang tidak pernah diam untuk memberikan ketegangan.

Kali ini setelah masuk ke dalam kelas, belum lagi meletakan harta bendanya di atas meja, bu Mariana langsung menyentak.
“Chormen!”.
“Ya, bu”.
“Keluar”.
Akupun keluar dengan penuh pertanyaan di kepala, ada apa gerangan. Setelah pelajaran usai aku tanyakan kepada Aria teman sebangkuku, apa sih salahku.
“Nggak tau, bu Mariana gak bilang. Tapi enakan elo di luar, kita disini dimarahin melulu selama jam pelajaran. Bu Mariana perhatian kali sama elo”.

Lain lagi di kelas 3 IPA 4, bu Mariana selain mengajar bahasa Inggris juga menjadi wali kelasku. Kali ini setelah meletakan sang harta benda ibu guru menulis SAR di papan tulis, setelah itu.
“Chormen, tulis kepanjangannya”, sambil membentak.
Akupun menulis kepanjangan SAR di papan setelah itu kembali ke bangku.
“Eh............ siapa yang meyuruh kamu duduk”

Layaknya murid, eh wali murid yang taat kembalilah aku ke papan tulis sementara ibu Mariana sibuk memeriksa tugas dari bangku ke bangku, 5 menit berlalu ......., masih beliau sibuk memeriksa tugas sembari ngomel tak karuan. 10 menit berlalu.........
Usai memeriksa bu Mariana menghampiriku dan berkata, “Nah, sekarang baru kamu keluar”.

Di luar aku bertanya dalam hati bu Mariana barusan marah apa ngajakin bercanda ya?. Tak sengaja aku bertemu guru piket yang menanyakan keberadaanku di luar kelas. Aku jawab “Diusir bu Mariana pak”
Si guru piketpun tersenyum-senyum sendiri.

Sunday, December 14, 2008

Glep judulnya

Guru yang kurus tinggi berkacamata selalu bermotor Lambretta tua kalau ke sekolah bernama Sunyoto. Jika diperhatikan dengan seksama cat biru tuanya terdapat tarikan kuas yang rapih, mungkin dicat sendiri oleh beliau, maklum pak Sunyoto kan guru gambar. Di beberapa bagian cat yang terkelupas terlihat beberapa warna menandakan si Lambretta sudah berkali kali ganti warna. Mesinnya selalu tokcer dan terawat pantaslah kalau beliau juga menyandang guru mesin yang termasuk pelajaran pilihan.
Kelasku 2 IPA 8 kumpulan anak urakan, tapi kalau kompaknya jangan ditanya deh. Hampir setiap malam mingguan berombongan naik gunung walaupun itu kegiatan terlarang, bahkan pernah ngerayain ulang tahun teman satu kelas naik gunung (pertama di smandel, paling nggak itu kata Danar).
Di kelas ada stereo sound system bawaan teman (rasanya pertama juga di smandel), kali ini setelah memberi tugas pak Sunyoto mengijinkan untuk mendengarkan musik, lantas beliau meninggalkan ruangan.
Satu satu pada keluar nyari jajanan, lama lama tergoda juga iman. Aku beli gorengan tahu isi di kantin. Celakanya pas pak Sanyoto lewat di depan muka pas itu gorengan glep masuk ke dalam mulut.
Hasilnya di buku nilai di belakang namaku ditambah tulisan Makan, lengkapnya Chormen Makan, seolah Makan menjadi margaku.
Untungnya aku hanya mengangap ringan, pak Sunyoto baik pasti bukan guru pendendam. Aku jadi senang menggambar. Gambar proyeksi dan persektifku masuk hitungan, pak Amri yang juga guru gambar pasti membenarkan.
Kebetulan aku lewat kantor saat pak Sunyoto selesai memeriksa ujian menggambar, pak Amri menyapanya.
“Yang paling bagus Chormen ya?”
“Iya” jawab pak Sunyoto.
“Eh itu orangnya lewat”
Sumpah seneng banget dengernya, pingin buka baju deh, soalnya serasa jadi sempit.
Gara gara glep aku punya nilai menggambar 9 (sembilan) di atas ijazah SMA terbaik di Indonesia
(Pesan moral : waktu pelajaran jangan jajan gorengan tapi yang lain, biar nggak glep gitu loh!!)

Andai kau tahu ...

Guru kimia organik yang bernama ibu Diah paling pantang kalau saat beliau menerangkan ada yang tidak memperhatikan. Ibu guru ini punya kebiasaan melontarkan pertanyaan kepada murid yang berani menatap matanya, makanya setiap beliau mengajar semua murid selalu (berpura pura) memperhatikan papan tulis.
Oh iya kebiasaan lain di kelasku 3 IPA 4, kalau pertanyaan tidak bisa dijawab oleh teman-temanku akhirnya selalu dimuntahkan kepadaku. Untungnya sejauh ini bisa kuatasi.
Kali ini pertanyaannya sangat sukar, aku panik sekali, tanya kanan-kiri, depan-belakang, takut terkena muntahan pertanyaan, untungnya Eko yang Ketua OSIS tahu jawabannya, ditulisnya di secarik kertas untuk kupelajari.


Teman sebelahku berbisik bahwa bu Diah menatapku, artinya sudah saatnya pertanyaan itu jadi milikku. Beliau menunggu tatapanku sementara aku selalu menghindarinya, serasa pertempuran udara tengah berlangsung, bak dog-fight layaknya, bu Diah pemburu sedang aku mangsanya. Mataku menjelajah kemana mana lihat papan tulis, catatan, pura pura membetulkan bolpen, dll, sementara si pemburu berpegalaman berjalan di koridor kelas menanti dengan sabar, sampai akhirnya mataku tak sengaja menatapnya, aha, kena kau, mungkin begitu pikirnya.

“Iya ........ kamu” tatapannya yang tajam seolah mengancamku untuk segera menjawab.
Ceritanya bisa ditebak, aku bisa menjawab pertanyaannya, giliran bu Diah bingung sediri.
“Jadi heran, yang memperhatikan nggak mengerti, justru yang saat dijelaskan ngobrol sana sini mana matanya jelatan kesana kemari malah bisa” katanya.
Bu Diah, andai kau tahu .............................

Guruku, sahabatku

Saat di kelas 3 IPA 4 aku punya pemuja rahasia seorang cewek sangat muda sebut saja Bunga yang baru kelas 3 di salah satu SMP negeri di Jakarta Selatan, berawal dari telpon iseng aku isengin juga, akhirnya terus berlanjut dengan saling curhat. Bunga pernah melihat tampangku, kayak Franco Nero, katanya kalau gombalnya keluar, sedangkan aku belum tahu bentuk rupanya.

Aku cerita kepada sahabatku pak Didin yang juga guru biologi, katanya nggak apa apa punya pacar anak SMP yang penting aku harus bisa membimbing, so........ go get her lanjutnya memberi semangat.
Added 20 March ·  · 




    • Rosana Harahap aneka gaya beneran nih .... @Diah : ngapa'in tuh pake' .." au ooooo " begitu ... hehehehe
      20 March at 21:56 ·  ·  1 person

    • Luckman Djaya Kreshna baru mau nambahin comment...udah keduluan...
      20 March at 22:08 · 

Setiap pukul 5 sore pasti telpon rumahku berdering, nggak ada yang mau mengangkat, percuma mereka pikir pasti telpon dari Bunga untukku.Kalau ada yang mengangkat nggak lama kemudian pasti ada teriakan, "Meennn ..........! Bunga".

Hubungan kami serasa semakin dekat apalagi setelah Bunga bercerita bahwa dia hamil dan ingin tetap mempertahankan bayinya.
"Eh ... !!!! Nggak begitu caranya .....!!!! Menuduhku yang nggak-nggak ... ! Mana bisa perempuan hamil gara-gara telpon-telponan, nggak pernah belajar Biologi ya?"

Suatu sore datang pacarnya yang juga calon ayah si bayi ke rumahku, ternyata teman mainku saat kecil, ia meminta aku tidak berhubungan lagi dengan Bunga walaupun sekedar melalui telpon. Seminggu kemudian Bunga tidak pernah menghubungiku lagi.

Aku kehilangan sahabatku yang belum pernah kulihat, Bunga, tapi tidak dengan sahabatku pak Didin. Senang sekali punya guru yang juga sahabat, sayangnya adik kelasku banyak yang tidak mengenal beliau karena tak lama setelah aku lulus, guru ini wafat di usia muda.

Petuah beliau yang diucapkan di muka kelas dan kepadaku secara pribadi selalu kuingat, agar kita menjadi superitas sejati yang artinya kita berbuat biasa saja tetapi orang lain melihatnya luar biasa, bukan superitas semu yaitu kita merasa luar biasa, padahal orang lain melihatnya tak ada apa apanya.

Kalau kamu penasaran ingin tahu tampang aku waktu SMA yang kayak Franco Nero, si pemeran cowboy Django, seperti kata Bunga lihat aja poster di atas.
Kalau diperhatiin sih nggak mirip-mirip banget ................, masih gantengan aku dikit!



----------

Chormen, gw belum ngerti apa hubungan Bunga, Pak Didin, Franco Nero dengan Foto Didut lagi teriak, mohon penjelasan. (Himawan)

Hahaa...bisa aja Iwan bikin gw ketawa... Chormen, mustinya di crop aja tuh fotonya biar fokus ke wajahmu yg tampak samping seperti poster Franco Nero tea...hmm.. 
Makasih tulisannya ya Men, jadi tau mengenai pak Didin dan pesannya ttg superitas sejati... (Chalis)

Iwan,
Hehehehehe ...(numpang ketawa dulu nih) ... 
gunakan imajinasimu dong ah .... cari benang merahnya.
Chalis,
Lebih siipp lagi kalau foto Chormen tampak samping (yang jaman sma aja kalee) disandingkan dengan poster Franco Neronya... 
Biar skalian terlihat jelas (baca: terbukti)  kemiripan atau kelebihan gantengnya the O  ...  hehehhehe. (Rosana)

Chalis,
Masukan bagusnya akan ditampung oleh Chormen, setelah itu dikemanain sama Chrmen...nggak tau deh.
Rosana,
Udah dicari nih benang merahnya diwarung, dapet.....kesimpulannya tetep seperti yang udah-udah....Chormen..." Narsis " hihihi.
Piiis Bang Omen. (Himawan)

Kak Ana...kak Ana,...
Emang perlu daya imajinasi kuat banget, supaya wajah si Franko Nero berubah jadi si Chormen....perlu dibayangin proses yang terjadi, apa Franko Nero jatuh dari jurang, ketabrak bajaj, atau apa.... (Hernowo)

Hernowo,
Itu cita2nya Chormen. Tks sharing foto 3ipa4 nya. (AN)

Iya Wo..gw udah coba konsentrasi semaleman supaya berubah tapi yang muncul Ferangko ......peace man....( Wakwak Jfree)

Wkwkwkwkwkwkw... Paaas kaleee.. (Chairul)


Inget cerita ato ulasan/ artikel di koran, Men, khususnya untuk korban perkosaan biasanya nsama dirahasikan, maka dibilan gdi koran tsb, "sebut saja si Bunga namanya..."
Thx Men, pencerahan loe, masih ditiunggu kisah2 pemuja2 Franco Nero yang lainnya ye...
Sebenarnya gue pemuja loe juga Men, sayang waktu itu rumah gw belon punya tel, padahal pingin banget tel2an juga sama loe. Sebab gw gak mungkin hamil khan...? (Sulis)

Ati2 dah...
Klo telpon2nan bisa bikin hamil brarti yang cowo lebih mungkin lagi untuh hamil.
Ħέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:pĦέ:p. (Ekasakti)

hahaha... chormen, notesnya unyik-unyik (saking uniknya tuh),
gara-gara baca notes ini, jadi ingat waktu gue kelas 2 ipa 10 juga
punya secret admirer... anak kelas 6 SD!
well, nggak begitu secret sebenarnya, karena anak ini (meski badannya bongsor, tapi temen main adik gue) malah sempat bbrp kali kirim surat cintrong ke gue. Ya oloohhh... 
sayang gue nggak kenal pak didin buat curhat, men. (~a~)

Hehehehe..jadi karra punya kakak toh ? (Inka)

Jd smp skarang sdh terbayang terus ya. Suka muncul dlm mimpi, hehe (Toety Emmydiarty)

Ujungnya gimane? (Hayanto Hadiwijoto)