Sunday, December 14, 2008

Glep judulnya

Guru yang kurus tinggi berkacamata selalu bermotor Lambretta tua kalau ke sekolah bernama Sunyoto. Jika diperhatikan dengan seksama cat biru tuanya terdapat tarikan kuas yang rapih, mungkin dicat sendiri oleh beliau, maklum pak Sunyoto kan guru gambar. Di beberapa bagian cat yang terkelupas terlihat beberapa warna menandakan si Lambretta sudah berkali kali ganti warna. Mesinnya selalu tokcer dan terawat pantaslah kalau beliau juga menyandang guru mesin yang termasuk pelajaran pilihan.
Kelasku 2 IPA 8 kumpulan anak urakan, tapi kalau kompaknya jangan ditanya deh. Hampir setiap malam mingguan berombongan naik gunung walaupun itu kegiatan terlarang, bahkan pernah ngerayain ulang tahun teman satu kelas naik gunung (pertama di smandel, paling nggak itu kata Danar).
Di kelas ada stereo sound system bawaan teman (rasanya pertama juga di smandel), kali ini setelah memberi tugas pak Sunyoto mengijinkan untuk mendengarkan musik, lantas beliau meninggalkan ruangan.
Satu satu pada keluar nyari jajanan, lama lama tergoda juga iman. Aku beli gorengan tahu isi di kantin. Celakanya pas pak Sanyoto lewat di depan muka pas itu gorengan glep masuk ke dalam mulut.
Hasilnya di buku nilai di belakang namaku ditambah tulisan Makan, lengkapnya Chormen Makan, seolah Makan menjadi margaku.
Untungnya aku hanya mengangap ringan, pak Sunyoto baik pasti bukan guru pendendam. Aku jadi senang menggambar. Gambar proyeksi dan persektifku masuk hitungan, pak Amri yang juga guru gambar pasti membenarkan.
Kebetulan aku lewat kantor saat pak Sunyoto selesai memeriksa ujian menggambar, pak Amri menyapanya.
“Yang paling bagus Chormen ya?”
“Iya” jawab pak Sunyoto.
“Eh itu orangnya lewat”
Sumpah seneng banget dengernya, pingin buka baju deh, soalnya serasa jadi sempit.
Gara gara glep aku punya nilai menggambar 9 (sembilan) di atas ijazah SMA terbaik di Indonesia
(Pesan moral : waktu pelajaran jangan jajan gorengan tapi yang lain, biar nggak glep gitu loh!!)

No comments: